Mencoba Waydroid, Android dalam Kontainer Linux (Bagian 1).

Halo, sobat Linux Solo ! Mohon maaf baru bisa aktif mengisi tulisan lagi. Hari ini kita akan sedikit berbicara tentang waydroid. Saya baru mencobanya di distro Alpine dan lumayan suka. Mari langsung saja kita bahas !

Waydroid ? Apa itu ?

Jika melihat dari namanya, kita akan menyangka kalau Waydroid ini berhubungan dengan OS Android. Sangkaan itu cukup benar, teman-teman. Menurut lama official dari Waydroid sendiri, Waydroid disebut sebagai “Andoid in a Linux Container” atau “Android dalam sebuah kontainer linux“. Waydroid menggunakan tool LXC untuk menjalankan android.

Tampilan Home Screen Waydroid.

Menggunakan Citra / Image LineageOS dan Lingkungan Wayland.

Untuk citra / image android yang digunakan oleh Waydroid, Waydroid mengambil citra / image LineageOS. Untuk yang hobi mengoprek perangkat hape android, mungkin sudah tidak asing lagi. Citra / Image yang digunakan terbagi menjadi dua, System dan Vendor. Citra / image System dan Vendor diunduh ketika pertama kali menginisiasi (init) dan saat upgrade. Biasanya berbentuk arsip zip yang nantinya diekstrak menjadi berkas “.img”.

Waydroid perlu dijalankan dalam lingkungan wayland. Tidak heran kalau dalam namanya menggunakan unsur “Way…”. Beberapa pengguna menyarankan untuk menjalankan Waydroid menggunakan KDE / GNOME versi wayland. Menurut saya itu tidak perlu, karena setelah saya coba dengan kompositor wayland paling ringan (dwl), Waydroid bisa berjalan dengan baik. Menggunakan kompositor wayland yg ringan untuk menjalankan Waydroid, bisa menjadi alternatif untuk memangkas penggunaan RAM. Apalagi untuk pengguna dengan RAM yang terbatas.

Ingin mencoba ? Ini syaratnya.

Jika teman-teman ingin mencoba Waydroid, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, di antaranya :

1. Memiliki tool waydroid.

Teman-teman bisa mendapatkan tool waydroid dengan memasangnya lewat paket manajer bawaan distro masing-masing. Pada distro Alpine, waydroid tersedia sebagai paket yang bisa dipasang. Untuk distro yang berbasis debian (debian, ubuntu, dll), bisa menambahkan semacam PPA.

2. Dukungan kernel untuk menjalankan Waydroid.

Untuk bisa menjalankan Waydroid, teman-teman perlu mengecek apakah kernel yang teman-teman gunakan sudah bisa mendukung berjalannya Waydroid. Cara paling mudah adalah dengan mencoba menjalankan tool lxc. Jika tool lxc berjalan tanpa kendala, maka bisa dipastikan kernel yang kita pakai mendukung untuk berjalannya Waydroid.

3. Lingkungan Wayland.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Waydroid membutuhkan lingkungan wayland agar bisa berjalan. Sebagai bocoran, paling mudah dan ringan, teman-teman bisa menggunakan kompositor sway untuk menjalankan Waydroid. Selain mudah dan ringan, sway kemungkinan tersedia untuk semua distro.

4. Spesifikasi minimal.

Agar nyaman menggunakan Waydroid, teman-teman sepertinya perlu memiliki minimal RAM 2 atau 3 GB (lebih dari itu malah lebih bagus). Saya mencoba dengan setup minimal (dwl + waydroid), ketika idle memakan RAM sekitar 900-an MB sampai 1 GB. Untuk prosesor dan GPU menyesuaikan.

Penutup.

Demikian tadi, sedikit awalan untuk bahasan mengenai Waydroid. Untuk bagian kedua, kita akan praktik membuat setup waydroid dan mencoba menjalankan aplikasi android. Semoga bahasan kali ini bisa menjadi referensi sederhana untuk kita semua. Terima kasih dan sampai berjumpa pada bagian kedua !

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *